Agen Togel Terpercaya - Cerita Sex BIRAHI REKAN KERJA - Kejadian ini saat aku belum menikah dan masih bekerja di perusahaan
distribusi makanan. Aku saat itu menjadi Chief Account Officer dan salah
seorang stafku yang baru bekerja 4 bulan namanya Inge, dia seorang
sarjana ekonomi yang baru setahun lulusnya umurnya masih 23 tahun. Dulu
saat pertama kali masuk kantor kulihat sering diantar dan dijemput pakai
motor oleh pacarnya, tetapi sudah ada seminggu terakhir Inge selalu
mengendarai motor sendiri. Memang Inge berwajah manis, hanya sayang
kurang tinggi sedikit.
Agen Togel Terpercaya - Yang menarik buat lelaki semacam saya
adalah bibirnya yang selalu kelihatan basah terus karena lidahnya sering
dipakai membasahi bibirnya dan selain itu model rambutnya yang pakai
gaya sedikit yang terurai di dekat telinga dan diberi jelly hingga
kelihatan basah. Juga yang kelihatan sensual adalah cara berpakaiannya
karena Inge selalu pakai baju atau kaos yang agak ketat sehingga
perutnya kelihatan ramping dan buah dadanya terlihat agak menonjol.
Memang buah dadanya sendiri tak terlalu besar tetapi cukup bagus bila
pakai baju atau kaos yang ketat.
Suatu saat aku tegur dia,
Inge, kenapa sekarang kamu naik motor sendiri?
Yaahh, yang antarin sudah nggak ada, sahutnya.
Masak iya, kemana pacarmu itu? tanyaku.
Aach, nggak tahu pergi kemana dia, biarin saja, jawabnya dengan nada kesal.
Beberapa hari kemudian, saat makan siang, aku melewati kamarnya,
kebetulan cuma Inge seorang diri dan sedang makan, rupanya yang lain
makan keluar, segera kumasuk dan duduk di depan mejanya. Makan sendirian
saja?
Iya Pak, sahutnya. Sambil makan, Inge melihatlihat iklan bioskop di koran. Tibatiba Inge berbicara,
Waah, film Mandarin ini bagus Pak, Inge kepingin nonton tapi nggak ada teman sekarang.
Kalau memang nggak ada teman nanti saya temani kataku.
Ah, Bapak bisa saja, nanti pacar Bapak marah lho! sahutnya.
Yaa, jangan sampai ketahuan dong, sekalikali kan nggak apaapa, kataku.
Kalau sungguh, kapan Bapak bisanya? asal jangan yang malammalam, paling lambat yang pukul 7.00 malam, jelas Inge.
Besok malam? Pokoknya jangan Sabtu dan Minggu malam itu acara Bapak sudah patent kataku.
Kalau gitu besok malam ya Pak?
Boleh, Bapak jemput jam berapa?
Inge sampai kost jam 5 sore, lalu mandi dulu, jadi kirakira pukul 6 sore ya!
Oke, sahutku.
Besok
sorenya setelah saya pulang ke kost dan mandi lalu siap ke kostnya
Inge. Sampai di sana ternyata Inge belum selesai hingga kutunggu
beberapa menit, kemudian kita langsung berangkat. Karena baru pukul 6.10
padahal filmnya mulai pukul 7, maka kita putarputar kota dulu. Dalam
mobil aku bilang dengan Inge kalau lagi nggak dinas begini jangan
panggil aku Pak, sebab umur kami paling hanya berbeda 7 tahun, aku jadi
nggak enak dong. Akhirnya setelah putarputar kita langsung ke bioskop
dan beli tiket lalu masuk, aku memang sengaja minta tempat duduk yang di
pinggir. Rupanya filmya kurang bagus, sebab sampai saat mulai
penontonnya hanya sedikit.
Memang artisartis yang main seksiseksi,
apalagi film Mandarin terhitung banyak yang berani juga actionnya.
Kalau pas adegan yang hot Inge tibatiba memegang tanganku, suatu saat
kalau adegan panas sebelum tangannya Inge yang beraksi kupegang dulu
telapak tangannya eraterat.
Walaupun adegan panas sudah berlalu
tangannya tetap kupegang terus dan perlahanlahan tangannya kuletakkan di
atas pahanya. Ketika Inge masih diam saja atas aksi ini, maka
jarijariku kupakai untuk mengutikutik pahanya yang sudah terbuka karena
roknya yang agak pendek itu naik kalau buat duduk. Beberapa menit hal
itu kulakukan dan Inge pun masih diam, lalu tangannya kutarik ke paha
lebih atas sekaligus untuk menyingkap roknya supaya naik ke pangkal
paha.
Setelah kulihat roknya menyingkap sampai hampir pangkal
pahanya sehingga paha yang mulus itu terlihat remangremang dengan
penerangan cahaya dari film saja. Aku purapura diam sebentar, kebetulan
ada adegan panas lagi dan tanganku segera memegang pahanya dan tangan
Inge memegang bagian atas tanganku. Kupikir Inge akan melarang kegiatan
tanganku itu, tetapi tangannya hanya ditumpangkan saja di tanganku.
Kuberanikan lagi operasi ini, tanganku kuusapkan ke pahanya dari atas
lutut sampai ke atas dekat pangkal pahanya. Sudah ada 5 menit aku
melakukan ini bergantian paha kanan dan kiri, tapi Inge tetap diam
hingga nafasku yang mulai memburu.
Akhirnya kuberanikan tanganku
untuk mengusap pahanya sampai ke selakangannya hingga menyentuh CDnya
dan bagian kemaluannya kugelitik dengan 2 jariku. Saat itu Inge
kelihatan mendesah sambil membetulkan duduknya. Kugelitik terus
clitorisnya dengan jari dan kadangkadang jariku kumasukkan ke dalam
lubang vaginanya, ternyata lubangnya sudah basah juga.
Belum
beberapa lama, Inge menggeliat duduknya dan bilang, Oom, Jangan
digitukan nanti basah semua vagina Inge juga CDnya, sebab Inge punya
banyak keluarnya. Lalu tanganku kutarik dan kupindahkan ke pahanya saja.
Aku bisiki, Nanti lain kali saja sambil santai di hotel ya?.
Inge mengangguk dan berkata, Kirakira minggu depan saja sebab kalau sering pergi malam nanti nggak enak dengan tante kost.
Setelah film selesai sambil jalan keluar, kurangkul pundaknya dan Inge
pun memegang pinggangku sambil kepalanya disandarkan ke bahuku. Kuajak
Inge makan malam sekalian sambil ngobrol macammacam. Aku bertanya,
Inge, biasanya kamu diajak pacarmu santai di mana?
Yaah,kadangkadang di hotel P atau Hotel NP di atas Candi kadangkadang
juga di Hotel R di bawah kalau malas jauhjauh. Dengan jawaban Inge itu,
aku sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Inge saat ini sudah bukan
perawan lagi, jadi aku berani untuk mengajaknya ke hotel minggu depan.
Selesai makan kuantarkan Inge pulang, sebelum turun mobil kupeluk dia
dan dia pun membalasnya dengan merangkul leherku kuatkuat untuk menerima
ciuman dan kecupankecupan pada bibirnya dan selesai itu dengan sedikit
teknik tanganku menyambar dan memijit buah dadanya. Acch.. nakal ya Oom?
katanya, dan Bye bye. Pada keesokan harinya saya bertemu Inge di kantor
dan kita bersikap biasabiasa saja sehingga tak ada teman yang curiga
kalau kita telah pacaran semalam. Saat kutanya kenapa sang pacar tak
mengantar lagi, Inge bilang kalau pacarnya sekarang lagi renggang
walaupun belum putus 100 % karena pacarnya yang SH itu dan bekerja
sebagai salesman electronic itu belakangan suka tersinggung tanpa sebab
yang jelas. Mungkin iri atau malu karena Inge dapat kerjaan dengan gaji
yang semetara ini lebih besar dari padanya.
Suatu siang di hari
Rabu seminggu setelah kita menonton, kebetulan Inge datang ke kamarku
dengan membawa laporanlaporan yang kuharus tanda tangani. Inge bertanya,
Pak, nanti malam Bapak ada waktu?
Kenapa? tanyaku purapura sebab dalam hatiku saatsaat inilah yang kunantikan.
Kalau Bapak ada waktu, Inge kepingin makan di luar tapi kok nggak ada teman, sahutnya.
Oke, kalau Inge yang ngajak saya bersedia. Jam 6 sore seperti minggu lalu saya datang ke kost, ya Inge? kataku.
Terima kasih ya Pak.
Sore
itu aku cepatcepat pulang dan segera mandi. Jam 5.30 sore aku siap
berangkat ke kost Inge, karena terlalu pagi Inge belum siap dan kutunggu
di ruang tamu. Baru kirakira 10 menit kemudian Inge keluar. Aku sempat
terpesona beberapa saat, karena Inge yang saya tahu biasanya memakai rok
agak mini dengan baju atau kaos pendek perutnya dan agak ketat. Kali
ini tampil dengan memakai gaun panjang warna ungu dengan belahan yang
agak tinggi di bagian paha sebelah kirinya, sehingga kalau jalan pahanya
yang kiri dan putih bersih itu kelihatan dengan jelas dan bagian dalam
pahanya kanan juga tampak samarsamar.
Ceeek. ceekkk. ceeekkk,
komentarku. Inge bahkan tersenyum manis dan kemudian memutar tubuhnya
dan bagian punggungnya terbuka lebar sampai ke bawah dengan model huruf V
sampai di atas pinggulnya. Aku yakin sekali kalau Inge pasti tidak
pakai bra sekarang. Tanpa duduk, Inge langsung mengajak berangkat.
kurangkul pinggangnya, Inge jadi agak kikuk takut kalau tante kostnya
tahu. Begitu masuk mobil kuminta untuk mengecup dulu bibirnya yang merah
merekah dan basah terus itu, sambil punggungnya yang terbuka itu
kuusapusap dan ternyata dugaanku benar saat dadanya kutekan eraterat ke
dadaku terasa gumpalan daging yang kenyal dengan nama payudara tanpa
terlindungi spons BH menempel di dadaku. Denyut jantungku langsung
berdetak cepat. Kemudian mobil mulai kujalankan dan tangan Inge
diletakkan di atas paha kiriku sambil kadangkadang memijit pahaku.
Mau makan kemana Inge?
Terserah Bapak, katanya.
Memang Inge tetap tak mau panggil aku dengan sebutan lain, ia pilih
dengan Pak karena takut salah ngomong kalau di kantor nanti.
Kalau makan sate kambing apakah Inge suka? tanyaku.
Mau Pak, malah sebenarnya Inge sudah lama tak pernah makan itu karena pacar Inge tak suka daging kambing, katanya.
Akhirnya
kita ke rumah makan sate kambing. Saat turun dari mobil dan masuk ke
rumah makan sekarang ganti Inge yang selalu merangkul pingganku. Inge
duduk di sebelah kananku. memang kuatur demikan supaya tangan kananku
bisa dekat dengan paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk
kurabaraba.
Memang kali ini Inge berbeda dengan waktu nonton film,
kali ini Inge tampak ceria dan manja. Saat duduk makan Inge duduknya
merapatkan tubuhnya ke tubuhku serta tangannya memegang pahaku. Tanganku
sebelum beraksi di pahanya kupakai untuk mengusapusap punggungnya yang
terbuka.
Untuk saat itu rumah makan masih sepi pengunjung,jadi aku
agak bebas berkarya. Setelah puas meraba punggungnya tanganku
kususupkan ke dalam roknya ke daerah pinggang dan turun di sana tanganku
meraba CDnya.
s dan menyusup ke
bawah ketiaknya dan menuju ke samping depan sehingga ujung jariku dapat
menyentuh samping payudaranya yang benarbenar masih kenyal. Pekerjaan
tanganku berhenti saat pelayan membawa makanan ke meja kami. Saat makan
tanganku kadang mulai meraba pahanya kiri yang terbuka itu.
Inge
betulbetul penuh pengertian saat tangan kananku sibuk meraba pahanya, ia
yang menyuapkan nasi ke mulutku hingga tanganku diberi keleluasaan
untuk bermain di pahanya dan sampai vaginanya pun kurabaraba dengan
penuh kemesraan. Kadangkadang tangan kananku kupakai untuk menyendok
makanan lagi, tapi lebih sering kupakai untuk berkarya di paha dan
lubang vaginanya sedang Inge yang terus dengan kasih sayangnya
menyuapiku dengan makanan sampai suatu saat Inge mendesah dan memegang
tanganku yang berkarya eraterat seraya berkata, Pak, karya tangan Bapak
benarbenar hebat bisa membuat Inge basah.
Lalu kuraba vaginanya
ternyata CDnya juga sudah basah apalagi lubang vaginanya, ujung
jarjariku kumasukkan ke lubangnya untuk bisa mengkait lendir yang
menempel di bibir vaginanya, ternyata usahaku itu berhasil juga. Kulihat
ada lendir kental mirip cendol menempel di ujung telunjukku, segera
kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh
Inge. Aku betulbetul merasa hot makan daging kambing dicampur lendir
Inge, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sambil berbisik, Inge
sayang, saya menyayangimu. Inge menjawab, Pak, sebentar lagi Inge
menjadi kepunyaan Bapak seluruhnya, Inge akan memberikan segalanya yang
terbaik untuk Bapak nanti. Percayalah! sambil mencium pipiku.
Selesai
makan, kita langsung menuju Hotel CB di kota atas yang banyak
pemandangannya walaupun itu hotel kuno. Kita langsung check in. Inge
tetap manja, jalan sambil merangkul pinggangku dengan badannya
disandarkan ke tubuhku. Pintu kamar segera kukunci setelah pelayan
menyiapkan air minum, sabun dan handuk.
Inge ganti kupeluk dan ia
pun merangkul leherku eraterat hingga permainan ciuman mulut, bibir dan
lidah berlangsung dengan hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat aku
menciumnya, kukecup dalamdalam bibirnya dengan penuh perasaan hingga
Inge bukan merasakan kenikmatan saja tetapi juga merasakan kasih
sayangku. Setelah berciuman dengan mesranya untuk beberapa saat, maka
tanganku kupakai untuk meraba punggungnya yang terbuka, kurasakan tubuh
Inge cukup hangat lalu kupegang rok bagian kedua pundaknya dan kutarik
ke depan, Inge pun membantu dengan meluruskan tangannya ke depan
sehingga roknya bagian atas langsung lepas dan payudaranya yang masih
kenyal dan hangat kalau diraba itu terlihat dengan jelas di depan mataku
ditambah putingnya yang kelihatan mulai membesar dan tegang dengan
warna merah padma membuatku terpesona.
Walaupun aku sudah sering
menelanjangi dan meniduri pacarku di hotel, tetapi bentuk tubuhnya yang
berbeda itu mempunyai daya rangsang yang tersendiri. Hanya karena
kebiasaan yang sudah sering melihat pacarku dalam keadaan telanjang
bulat itu yang bisa membuat aku mengendalikan emosi dan gelora nafsu
mudaku. Roknya terus kutarik ke bawah sehingga terlepas semua kemudian
kuambil dan kutaruh di atas meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di
ranjang dengan masih memakai CD saja. Tapi CDnya pun kulorot untuk
dilepas dan vaginanya yang seperti bukit kecil itu tertutup oleh rambut
yang cukup lebat.
Aku kemudian melepas TShirtku dan celana panjang
serta CDku sambil memandangi tubuh Inge yang telentang di ranjang
dengan pose yang menggiurkan ditambah lidahnya yang sering membasahi
bibirnya itu. Kudekati Inge kemudian kuciumi seluruh wajahnya dengan
tangan menjelajahi seluruh daerah dadanya termasuk lembah dan bukit
maupun puncak payudaranya sampai ke pusarnya dan perut bagian bawah.
Setelah ciumanku berpindah ke bagian dadanya terutama bukitbukit
payudaranya, tanganku mulai beraksi di sekitar vaginanya serta pahanya
serta sekalikali rambut bawahnya kutarik pelanpelan sambil jari tengahku
menggelitik clitorisnya yang mulai nongol.
Lalu kuciumi terus
perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan daerah sekitar vaginanya
dan pahanya serta tanganku terus mengusap dan memijit betis serta
telapak kakinya.
Ciumanku terus ke lututnya, kemudian ke betis,
tumit kaki lalu telapak kakinya sampai jarijari kakinya pun kuhisap satu
persatu semua baru aku balik naik menghisap daerah selakangannya dengan
membuka lebarlebar pahanya lalu daerah antara anus dan vagina itu
kucium dan kukecup serta kujilati sehingga Inge mendesah kenikmatan dan
terasa ada cairan lendir yang menyemprot keluar dari lubang vaginanya.
Setelah kulihat benar terlihat dari lubangnya vagina mengalir keluar
cairan lendir dengan bau khusus.
Langsung kucucup lubangnya dan
kusedot kuatkuat hingga sruuuuttt lendirnya masuk ke dalam mulutku dan
kugelitik terus selangkangannya supaya cairan nya keluar lagi lebih
banyak dan kusedot terus dan ternyata benar Inge masih mengeluarkan
lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan bau khas
seperti juga milik pacarku, aku memang jadi semangat dengan minum
lendirnya.
Langsung saja Inge kuajak main dengan pose 69, aku
segera naik ke atas tubuhnya dan penisku kupaskan dihadapan mulut Inge
supaya mudah ia untuk mempermainkan penisku dengan lidah dan mulutnya
sedang aku sendiri segera menyingkap rambut kemaluannya yang rimbun itu
untuk menjilati clitorisnya. Lalu kugigitgigit dan kutariktarik juga
clitorisnya dengan bibirku. Inge tampak terangsang sekali dengan
permainan mulutku di daerah vaginanya, apalagi pahanya sekarang kubuka
lebarlebar dan selangkangannya antara anus dan vaginanya kugosok terus
dengan jarijariku dan kadangkadang kujilati.
Begitu clitorisnya
kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak begitu cepat (seperti
lidah cecak katanya pacarku) hanya semenit saja Inge sudah berontak
dengan kakinya dan pantatnya digerakan kesana kemari kemudian mengaduh,
Aduuuuh Pak, Inge nggak tahan sudah keluar dan lemas Pak. Saat itu
terasa lendirnya menyemprot dan mengenai hidungku, segera kucucup lagi
lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang sudah keluar di
lubang vaginanya. Aku merasakan kenikmatan juga dari semprotan lendirnya
itu dan vaginanya jadi basah semua.
Aku sekarang membelai rambutnya dan mengusap keringat yang banyak dikeningnya serta bertanya,
Inge sayang, apakah Inge sudah capai?
Belum Pak, Inge cuma lemas saja karena tak kuat menahan kenikmatan yang
luar biasa dari permainan lidah Bapak tadi, rasanya sampai ujung rambut
dan ujung kaki Pak sahutnya.
Kalau begitu kita main lagi ya? kataku.
Inge mengganggukan kepala. Lalu aku naik lagi ketubuhnya dan kumasukkan
penisku pelanpelan ke lubang vaginanya, kemudian kutarik keluar lagi
pelanpelan setelah masuk keluar ini lancar berulangulang lalu penisku
langsung kubenamkan seluruhnya ke dalam vaginanya, sampai Inge menghela
napas panjang menahan sakit dan nikmatnya karena katanya masuknya
terlalu dalam.
Setelah itu kugerakan pantatku memutar searah jarum
jam sehingga Inge menjerit kenikmatan terus karena clitorisnya tergesek
oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergesek oleh batang
penisku yang mengeras sehingga ia berbisik, Aduuuh Pak, nikmat rasanya
luar biasa. Aku mau orgasme Pak. Mendengar itu aku langsung menciumi
payudaranya yang sebelah kiri, karena Inge bilang lebih sensitive dari
pada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan lagi dengan ujung
lidahku. Tanpa basa basi lagi hanya beberapa detik terasa vaginanya
mencengkeram penisku dan berdenyutdenyut serta ada lendir hangat yang
menyiram penisku. Inge sudah klimaks, ia tampak terkulai lemas.
Capai Inge, sayang? tanyaku.
Iya Pak sahutnya lirih manja.
Tolong Inge diberi air maninya Pak pintanya.
Sekarang? tanyaku.
Iya Pak.
Tahan sebentar lagi iya, nanti aku semprotkan.
Lalu
aku mengkonsentrasikan segenap pikiranku pada segala keindahan tubuh
Inge yang sedang kunaiki ini dan tingkah polanya yang merangsang sambil
memandang bibirnya yang merah basah merangsang. Kugenjot terus gerakan
penisku naik turun dan semakin lama semakin cepat sampai Inge
menggeliat, menggelinjang tak karuan sambil menarik lepas sprei dan
meremasremasnya dan akhirnya, crruuuutttt cruuuuuttttt crrruuuutt,
maniku menyemprot kedalam vaginanya sambil kutekan terus penisku
dalamdalam ke vaginanya.
Sssseeetttt. aacccchh, Inge merasakan kehangatan yang luar biasa dari air mani Bapak.
Dan
Inge pun orgasme lagi karena penisku merasakan vaginanya
berdenyutdenyut lagi. Setelah beberapa menit kita istirahat dengan tidur
bertindihan sambil berpelukan, kita bangun tidak terasa jam telah
menunjukkan pk 9.30. Karena sudah agak malam Inge cepatcepat bangun dan
mengambil handuk yang dibasahi lalu membersihkan penisku dan kemudian
vaginanya. Kita tak cuci karena makan waktu lama.
Segera Inge
memakai roknya lagi, demikian juga aku. Sedang CDnya dilipat dan
dimasukkan ke dompetnya karena masih basah kena lendir saat kugosok
clitorisnya di rumah makan tadi. Dalam perjalanan pulang Inge sempat
bertanya,
Bapak jadi kawin kapan?
Iya masih 23 tahun lagi, tunggu pacarku selesai kuliah, sahutku.
Kenapa? tanyaku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sambil berkata,
Inge tak akan kawin dulu kok tunggu kalau mungkin ada mukjizat.
Maksud Inge? tanyaku.
Siapa tahu suatu saat Inge dapat kabar gembira dari Bapak. Sebab Inge
malam ini benarbenar merasakan kenikmatan yang hebat dari Bapak dan
lebih dari itu Inge merasakan Bapak meniduri Inge dengan penuh kasih dan
kemesraan yang layaknya suami istri yang dipenuhi rasa cinta.
Kapankapan Inge boleh merasakan lagi ya Pak?
Kapan saja Inge kangen saya bersedia, tapi Inge harus benarbenar atur waktunya jangan sampai Inge hamil yaa! pesanku.
Saat
mobil sampai di rumah kost, Inge tak segera turun ia malah merangkul
leherku dan ditariknya aku, lalu diciuminya seluruh wajahku dengan penuh
perasaan hatinya dan terlihat matanya memerah dan berkacakaca. Aku jadi
terenyuh dibuatnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair
lalu kubisiki, Inge jangan sedih, kan tiap hari kita masih bertemu. Inge
malam ini capai nanti langsung istirahat ya, jangan melamun macammacam
ya sayang? pesanku sambil kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus
payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Inge mau turun dengan
senyum kecil.
Esok harinya di kantor pagipagi saat kupanggil Inge
untuk memberikan tugas, ia masuk ke kamarku dengan senyumsenyum manja,
setelah kujelaskan tugastugas yang harus dikerjakan kutanya kenapa kok
senyumsenyum. Inge menjawab sambil mendekat ke sisiku, Pak, air maninya
semalam baru keluar tadi saat Inge duduk di kantor, sekarang CD Inge
jadi basah. Karena Inge sudah mendekat tandanya minta untuk dibuktikan,
maka kuraba melalui bawah roknya dan benar CD bagian vaginanya basah
juga selasela pahanya basah agak licin dan ternyata baunya memang
seperti maniku. Aku bilang, Inge kamu cuci dulu sana ya. Inge
menggelengkan kepalanya dan berkata, Biarin saja Pak, Inge toch nggak
punya CD lagi di kantor malah nggak enak kalau dilepas CDnya, sampai
nanti sore juga tak apaapa malah nanti siang mungkin sudah kering
sendiri. Lalu tanganku digenggam eraterat dan memandang tajam penuh arti
dan berkata,
Kapan Bapak mau memberikan kemesraan dan kepuasan lagi pada Inge?
Kapan saja terserah Inge, kataku.
Semenjak
itu aku sering diajak kencan hampir tiap minggu sekali dan setelah
pacarnya baik kembali hubungannya, hubungan seks tetap berlangsung terus
kirakira tiap bulan sekali sambil ceritacerita apa saja yang dilakukan
suaminya padanya. Sampai sekarang sudah hampir sepuluh tahun berlalu dan
aku sudah pindah kerja di bank, sedang Inge menggantikan jabatanku dan
kami masingmasing telah berkelarga dan punya anak, tapi hubungan intim
itu masih tetap berlangsung di siang hari saat jam makan siang, hanya
frekuensinya jauh berkurang kirakira 34 bulan sekali. Tapi justru karena
waktu yang lama itu menyebabkan tiap kali hubungan intim itu tambah
mesra saja dan bukan menjadi kebosanan.
Komentar
Posting Komentar