Agen TBSBET Terpercaya - Cerita Sex Derita Marshanda - Saat itu adalah hari yang melelahkan bagi Marshanda. Artis cilik yang
biasa dipanggil Chacha ini tampat kelelahan, karena seharian penuh ia
mengikuti syuting Bidadari dari pagi hingga malam. Saat tiba di depan
rumahnya, orang tuanya membuka garasi untuk memasukkan mobil.
Agen TBSBET Terpercaya - Aduh Sapu tanganku jatuh. Ucap Marshanda pelan agar tidak terdengar orang tuanya.
Artis
cilik yang cantik itu sengaja mengendap keluar dari mobil yang hampir
masuk garasi, keluar rumah untuk mengambil satu tangannya yang kebetulan
jatuh tidak jauh dari pintu rumahnya. Saat keluar, seorang tukang becak
yang dikenalnya, Pak Darso berumur 50 tahun lewat di depannya.
Cari apa nak Marshanda? Tanyanya ramah.
Mau ngambil sapu tangan saya di depan tuh Marshanda menunjuk ke depannya.
Saat
Marshanda menunduk mengambil satu tangannya, tibatiba sebuah tangan
kekar menutup hidungnya, sementara tangan lain dengan sebilah pisau
terhunus mengarah ke dekat lehernya. Marshanda terkejut bukan main.
Ternyata pak Darso yang melakukannya.
Kamu diam saja! Ikut becak
saya ke rumah, kalau tidak mau mati. Di rumah cuma ada saya dan cucu
saya Hendro Ucapnya dengan garang dan napas terengah.
Akhirnya
Marshanda terpaksa menurut diajak ke rumah Pak Darso. Ia cemas, tentu
ayah ibunya akan mencaricarinya. Sampai di rumahnya, Pak Darso menyuruh
Marshanda masuk ke kamarnya, sementara ia menutup pintu rumah dan
menguncinya dari dalam.
Sekarang kamu menurut saja. Sudah lama
saya mencari kesempatan seperti ini. Biar kamu pantas jadi cucuku, malam
ini kamu menggantikan istriku Ujar pak tua itu dengan suara keras.
Maksudnya Bapak apaa? Tanya Marshanda gemetar.
Wajah cantiknya itu kini seperti kelinci yang ketakutan. Tidak terlihat lagi senyum manis Si Lala di wajahnya.
Duduk saja! Dan ikuti perintahku perintah Pak Darso.
Saat itu Marshanda mengenakan kaus putih berlengan pendek dan bawahan
berupa rok selutut terbuat dari bahan jeans. Tukang becak itu segera
mendekat sehingga tubuhnya tinggal berjarak seperempat meter dari
Marshanda yang duduk di pembaringan kamar pak tua itu.
Dengan
tanpa malu lagi, tukang becak yang sudah kesetanan itu membuka resleting
celananya sendiri dan mengeluarkan penisnya yang berwarna coklat tua,
panjang 20 cm dan berdiameter 3 cm itu. Mata Marshanda melotot. Baru
sekali ini ia melihat penis lakilaki. Pak Darso mendekatkan jalan tolnya
itu ke dekat mulut Marshanda.
Jilat, isap kemudian emutemut seperti es krim. Tapi jangan digigit Ujarnya keras.
Awalnya Marshanda menolak. Tetapi setelah diancam akan dibunuh,
terpaksa artis cilik cantik yang baru kelas 1 SMP itu menurut. Mulut
kecilnya mulai mengulum penis pak Darso. Pertama sekedar
menjilatjilatnya, lalu mulai memasukkan penis itu kedalam mulutnya,
bagian kepalanya saja. Namun pak Darso terus melesakkan penisnya yang
besar dan panjang itu sampai lebih setengahnya ke mulut Marshanda.
Marshanda
gelagapan. Sungguh tidak disangka, bahwa pada malam itu ia akan
mendapatkan pelecehan yang amat menyakitkan seperti itu, oleh
tetangganya sendiri, sudah tua lagi. Dengan amat terpaksa Marshanda
terus mengulum dan menjilati jalan tol pak Darso. Pak Darso yang memberi
petunjuk, sambil menjambak rambut anak kecil yang juga artis terkenal
itu, memaju mundurkan penisnya dengan paksa.
Setelah lebih sepuluh
menit, pak Darso berhenti. Ia menyuruh Marshanda berbaring. Artis cilik
itupun menurut saja. Pertama kali, pak Darso langsung menciumi dan
melumat mulut mungil Marshanda. Dengan ganas ia mengunyah dan menyantap
mulut artis cilik cantik itu dengan lahap, sehingga terdengar suara
kecipak kecipuk seperti orang makan dengan rakus. Sejurus kemudian, pak
Darso mulai menyingkap rok Marshanda ke atas, hingga batas perut.
Kontan
terlihatlah kedua bongkah paha artis cilik itu yang amat mulus, meski
masih kecil karena ia memang masih tergolong awal remaja, bahkan masih
anakanak. Celana dalamnya yang berwarna biru laut berendarenda, terbuat
dari sutra halus juga terlihat menutupi kemaluannya yang masih kecil,
tetapi sudah menggunduk indah. Mulut Pak Darso melahap kemaluan
Marshanda sambil mengeluselus pahanya yang mulus.
Auhhh, auuuh, sudah pak, sudaaaah, ampun pak, ampuuun, Aaaaaaaaaaah Marshanda merintih pasrah.
Tidak
kelihatan lagi gayanya yang cerdik seperti dalam sinetron Bidadari.
Kini Marshanda hanya seorang anak kecil cantik yang sedang diganyang
habis oleh tetanggganya, seorang tukang becak yang sudah berumur. Baju
kaus Marshanda pun dilepas oleh Pak Darso dengan kasar, sehingga
terlihatlah BH sempit yang dikenakan oleh Marshanda menutupi dua bongkah
payudaranya yang baru tumbuh.
BH itupun direnggut paksa oleh pak
Darso. Lalu rok yang dikenakan Marshanda juga ditariknya ke bawah
sehingga terlepas. Kini Andriani Marshanda, pemeran Lala, anak susu
bendera itu tinggal mengenakan celana dalam kecil berwarna biru.
Meskipun belum montok, tetapi tubuhnya amat mulus dan indah sekali, enak
dipandang dan amat merangsang.
Pak Darso mulai menjilati seluruh
jengkal tubuh anak baru gede itu dengan rakus sekali, sehingga badan
Marshanda penuh dengan air liurnya. Tak lama kemudian, napasnya sudah
makin memburu, Pak Darso tidak tahan, celana dalam, pertahanan terakhir
Marshdanda pun dipelorotkan dengan paksa. KIni Marshanda sudah bugil
total. Terlihatlah gundukan kemaluannya yang belum ditumbuhi rambut itu
dengan indah.
Garis kemaluannya masih terlihat jelas dengan bibir
vagina agak keriput karena terlalu menggembung. Nafsu pak Darso tak
tertahankan lagi. Tanpa sempat melumat lagi kemaluan itu dengan
mulutnya, ia langsung mengarahkan penis besarnya ke vagina Marshanda
yang sudah menantang itu. Marshanda sadar apa yang akan terjadi. Ia
memelasmelas minta ampun. Tetapi pakda Darso sudah tidak memperdulikan
rengekan anak kecil itu. Ia harus menjebol kemaluan artis cilik cantik
tetangganya ini.
Kepala penisnya mulai melesak, sedikit demi
sedikit memasuki kemaluan Marshanda yang empuk sekali, tetapi amat
sempit. Memang agak sulit. Tetapi tak lama kemudian, ia berhasil
menjebol selaput dara Marshanda, artis cilik itu menjerit histeris.
Karena rumahnya agak terpencil, suara itu tak mengundang kecurigaan para
tetangga.
jalan tol besar Pak Darso mulai menghujam makin dalam,
akhirnya hampir seluruhnya tertanam di kemaluan Marshanda. Pak tua itu
mulai memajumundurkan penisnya di kemaluan nikmat Marshanda.
Aaah Uuuuh Aaaah Hanya rintihan pasrah yang terdengar dari Marshanda.
Baru kemudian disusul tangisnya karena ia sadar bahwa keperawanannya
telah hilang diambil oleh Pak Darso. Tidak puas dengan cara itu, Pak
Darso menyuruh Marshanda menungging. Ia mulai menggarap Marshanda dari
belakang dengan setengah berdiri dan kedua tangan Marshanda bertumpu di
pinggiran tempat tidur.
Tangan Pak Darso meremasremas payudara
Marshanda. Penisnya maju mundur secara teratur. jalan tol besar Pak
Darso mengobrakabrik kemaluan Marshanda yang tentu saja masih terlalu
kecil. Tubuh Marshanda yang sudah hangat, kini makin hangat karena
menahan sakit bercampur nikmat. Keringatnya bercucuran. Pak Darso yang
sudah berumur itu terus menggenjot Marshanda, hingga akhirnya meledaklah
air maninya di dalam vagina Marshanda.
Aaaah Terdengar erangan mereka secara bersamaan.
Marshanda menangis sesenggukan karena ia sudah betulbetul habis
diperkosa. Tanpa mereka sadari, cucu pak Darso yang bernama Hendro dan
baru berusia 10 tahun itu menonton apa yang dilakukan kakeknya. Pak
Darso tentu saja terkejut.
Kamu jangan bilang siapasiapa ya kalau saya sudah memperkosa Marshanda Si cucu mengangguk.
Tapi Kek, saya mau ngerasain juga dong. Boleh kan? Tanyanya dengan lugu.
Karena takut ketahuan orang lain. si kakek membolehkannya.
Jangan, jangan perkosa saya lagi. Saya capek dan sakit Tolong jangan! Jerit Marshanda memelas.
Tetapi si cucu sudah tidak sabar lagi. Dipeluknya tubuh Marshanda,
artis idolanya itu dengan ganas. Setelah melepas seluruh pakaiannya
sendiri sehingga ia pun telanjang bulat, ia mulai menindih Marshanda.
Penisnya yang belum begitu besar, ia paksakan untuk masuk ke kemaluan
Marshanda.
Ia menggenjot dengan nafsu, mengocokngocok kemaluan
Marshanda dengan penis kecilnya itu tanpa ampun. Marshanda hanya bisa
merintihrintih. Tetapi rintihan itu makin lama berubah menjadi rintihan
kenikmatan. Tampaknya ia juga menikmati genjotan anak kecil yang pantas
manjadi adiknya tersebut.
Marshanda sepertinya mulai menikmati
pemerkosaan tersebut. Hilang sudah keangkuhan Marshanda, keangkuhan si
Lala dalam sinetron bidadari. Sekarang dia sedang diperkosa seorang anak
kecil! Hendro tidak puaspuasnya memandangi wajah cantik Marshanda yang
kini merintihrintih tidak karuan, sementara penisnya yang kecil itu
semakin mengeras dalam kemaluan Marshanda.
Dengan agak susah
karena terlalu pendek, Hendro menciumi mulut Marhanda yang indah dan
mungil itu dengan air liur menetesnetes saking nafsunya. Akhirnya
setelah 10 menit bersetubuh, muncratlah air mani anak kecil itu yang
kembali mengisi rahim Marshanda. Sampai tengah malam, secara bergantian
kakekcucu itu menggarap sang artis cilik idola mereka, hingga Marshanda
pingsan. Baru setelah puas, mereka melemparkan tubuh artis cantik itu di
jalan depan rumahnya.
Namun ternyata mimpi buruk Marshanda belum
berakhir sampai di sini. Dari kejauhan, lima orang anak kecil teman dan
juga tetangga Hendro mendekati tubuh telanjang Marshanda. Kemudian
mereka mengangkatnya ke sebuah rumah kosong di dekat situ. Secara
bergantian mereka menggunakan kesempatan emas itu untuk memperkosa
Marshanda secara bergiliran.
Kapan lagi bisa ngesot sama Marshanda. Ujar seorang anak berusia 10 tahun bernama Andri kegirangan.
Akhirnya dengan ganas, tubuh bugil Marshanda yang sudah pingsan itu
kembali digarap semalam suntuk. Si Andri yang pertama kali menindih
Marshanda. Dengan telanjang bulat, ia menindih tubuh mulus Marshanda
yang sudah tidak berdaya itu, dipeluknya dengan erat, sementara penisnya
langsung menghujam ke lubang kemaluan Marshanda yang sudah mulai
melebar, setelah dipaksa menelan penis Pak Darso dan cucunya, Hendro.
Pantatnya
maju mundur menikmati kemaluan Marshanda yang sungguh nikmat. Bagaimana
tidak nikmat, bisa menjebol kemaluan artis idola seperti Marshanda.
Kemudian secara bergiliran mereka semua menikmati tubuh mulus Marshanda
dengan penuh kenikmatan. Baru sebelum matahari terbit, mereka meletakkan
kembali tubuh artis cilik naas itu di depan rumahnya. Pagi hari,
keluarganya heboh. Tapi semuanya sudah terlanjur terjadi. Kasihan sekali
Marshanda.
Komentar
Posting Komentar