Agen Joker123 Terpercaya - Cerita Sex Kakak Dapat Adik Dapat - Setelah permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi sering
melakukannya apabila ada kesempatan. Kadang kami bercinta di Kamar Evi
dan kadang di kamarku. Evi yang masih berusia 22 tahun itu bercerita
tentang hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA. Menurut
ceritanya dia dijebak pacarnya untuk minumminum ketika perayaan
ulangtahunnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan
di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara bergantian oleh 2
orang teman pacarnya saat itu.
Agen Joker123 Terpercaya - Paginya setelah sadar dia di antar
pulang dan pacar maupun kedua temannya menghilang entah kemana. Setelah
lulus SMA akhirnya dia memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel dan
tourisme. Sejak kuliah di Bali pun dia sudah beberapa kali melakukan
sex dengan beberapa teman kuliahnya. Hubungan kami pun cuma sebagai
teman, tidak lebih, hubungan kami berdasarkan suka sama suka. Mungkin
karena usia ku yang lebih muda. Hanya saja aku dapat previlege untuk
tubuhnya kapan saja aku mau. Hubunganku dengan Evi pun tidak diketahui
oleh Silvi kakaknya yang sudah bekerja di salah satu hotel di kawasan
Jimbaran.
Silvi, tidak kalah cantiknya dengan Evi. Keduanya memiliki
kulit yang putih bersih. Silvi lebih dewasa dalam pembawaan dan enak
juga diajak ngobrol. Karena Silvi juga cantik aku sering bercanda dengan
Evi mengatakan ingin tahu rasanya bila berhubungan dengan Silvi. Evi
kadang tertawa dan kadang marah kalo aku berkata begitu. Walau marah,
Evi akan hilang kemarahannya kalau kucumu lagi.
Seperti halnya sore
itu, Ketika aku baru pulang kuliah, kulihat kamar Evi terbuka tetapi
tidak ada orang didalamnya. Karena situasi kost yang sepi akupun masuk
ke kamarnya dan mendengar ada yang sedang mandi dan akupun menutup pintu
kamar Evi. Sudah seminggu lebih aku menginap di Denpasar karena sedang
ujian akhir.
Setelah pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi.
Vi, lagi mandi yah? tanyaku basabasi.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun melanjutkan.
Kamu marah yah Vi?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau
nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Vi. Aku akan cium
kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku aka.
Mandi kucing kan kamu Vi mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rayuku.
Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
Vi, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas
beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Aku akan cium
vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan
penisku.
Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi.
Vi, kututup pintu dan gordennya yah Vi. Akupun berbalik dan menutup gorden jendela yang memang masih terbuka.
Ketika gorden kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Akupun
tersenyum dan bersorak dalam hati. Setelah aku menutup gorden akupun
berbalik. Dan ternyata, yang ada dalam kamar mandi itu adalah Silvi,
kakak Evi, yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan
bathrope berwarna pink dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki
bersilang dan terlihat dari belahan bathropenya.
Kaki yang putih
terawat, betisnya yang indah terlihat terus hingga ke pahanya yang
putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk dielus. Belum
lagi silangan bathrope di dadanya agak kebawah sehingga terlihat dada
putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar
dari Evi, karena aku belum pernah menyentuhnya.
Evi sedang ke Yogya, dia sedang Praktek kerja selama 2 bulan Kata Silvi sambil memainkan tali bathropenya.
Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Evi, padahal aku percaya kamu tidak akan begitu sama adikku
Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang didalam itu Mbak Silvi Kataku sambil mataku memandang wajah Silvi.
Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan
belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan kencang
hingga betis yang terawat rapih. Kalau menurutku Silvi boleh mendapat
angka 8 hingga 8,5.
Lalu kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau
mencium Mbak, buat Mbak puas, memandikucingkan Mbak seperti yang kamu
bilang tadi? Tanya Silvi memancingku.
Aku sih mau aja Mbak kalo Mbak
kasih Jawabku langsung tanpa pikir lagi sambil melangkah ke tempat
tidur. Sebab sebagai lakilaki normal aku sudah tidak kuat menahan
nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang karena
baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan putih mulus yang
sangat menggoda.
Kamu sudah lama make love dengan Evi, Ren? Tanya
Silvi ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab,
setelah duduk di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya.
Tubuh Mbak harum sekali, kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang.
Silvi menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik
dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Silvi pun membalas
ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga
mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat Silvi
semakin hangat.
Perlajan tangan kiriku menyelusup ke dalam bath
robenya dan meraba payudaranya yang kenyal. Sambil terus berciuman
kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun
makin mengeras dan putingnyapun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya
dengan tanganku sambil terus melumat bibirnya.
Aku pun mengubah
posisiku, kurebahkan tubuh Silvi di tempat tidur sambil terus melumat
bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Silvi rebah, perlahan
mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali pengikat
bathropenya. Setelah talinya terlepas kubuka bathropenya. Aku berhenti
mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri
sebentar lagi, karena aku belum pernah tubuh Silvi tanpa seutas benang
sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa cela sedikit pun.
Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 36 C dengan puting
yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena
perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya
tampak rapi, mungkin Silvi baru saja mencukur rambut kemaluannya.
Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Hh Desah Silvi membuyarkan
lamunanku, Aku pun langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi terhenti
karena mengagumi keindahan tubuhnya.
Kembali kulumat bibir Silvi
sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahanlahan turun ke
perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan Silvi pun makin
terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciumi
payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal pun mengeras
ketika aku mencium sekeliling payudaranya.
Tanganku yang sedang
mengelus perutnya pun turun ke pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling
vaginanya dahulu untuk memancing reaksi Silvi. Ketika tanganku mengelus
paha bagian dalamnya, kaki Silvi pun merapat. Terus kuelus paha Silvi
hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik oleh Silvi dan diarahkan
ke vaginanya.
Elus dong Ren, Biar Mbak ngerasa enak Ren Ucapnya sambil mendesah.
Bibir vagina Silvi sudah basah ketika kesentuh. Kugesekan jariku
sepanjang bibir kemaluan Silvi, dan Silvi pun mendesah. Tangannya
meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya.
Ahh, terus Ren,
Pinggulnya makin bergyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang
makin cepat. Jarijariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakn
basah.
Ohh Ren enak sekali Ren, desah Silvi makin hebat dan goyangan pinggulnya makin cepat.
Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit vagina Silvi.
Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta goyangan Silvi makin hebat
membuatku semakin terangsang.
Ahh Ren, Silvi pun merapatkan kedua
kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya dan jariku
masih terus mengobokobok vaginanya Silvi yang sempit dan basah.
Remasan tangan Silvi di kepalaku semakin kencang, Silvi seperti sedang
menikmati puncak kenikmatannya. Setelah berlangsung cukup lama Silvi pun
melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur.
Kesempatan ini langsung kupergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos
dan celana jeansku. Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak nyaman
karena masih tertekan oleh celana jeansku. Setelah aku tinggal
mengunakan CD saja kuubah posisi tidur Silvi. Semula seluruh badan Silvi
ada di atas tempat tidur, Sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja
yang ada di atas tempat tidur, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah.
Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Silvi yang merah dan indah.
Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai menciumi
vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Kukira Silvi selalu menjaga
bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali.
Ahh Ren, enak Ren,
racau Silvi. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang
vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang
harum dan jilatanku. Desahan Silvi pun makin hebat ketika kumasukkan
lidahku kedalam bibit lubang vaginanya. Evi pun menggelinjang hebat.
Terus Ren, desahnya. Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat
ditariknya ke payudara. Tnagnku pun bergerak meremasremas payudaranya
yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya.
Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya oun bergerak tidak beraturan.
Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Silvi pun menalami orgasme yang
kedua.
Ahh Ren, aku keluar Ren, aku pun merasakan cairan hangat yang
keluar dari vaginanya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan
kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir Silvi yang sedang
terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri.
Lama kami berciuman,
dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil
terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke
bibir vaginanya. Tangan Silvi yang semula berada disamping bergerak ke
arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahanlahan.
Besar juga punya kamu Ren, panjang lagi Ucap Silvi di selasela ciuman kami.
Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga tangan Silvi bisa
leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis tangan Silvi
dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih enak
dibandingkan dikocok.
Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam
vaginanya. Ketika penisku mulai masuk, badan Silvi pun sedikit
terangkat. Terasa basah sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih
sempit dibandingkan Evi, atau mungkin karena lubang vaginanya belum
terbiasa dengan penisku.
Ahh Rensha.. Begitu sayang, enak sekali
sayang Racaunya ketika penisku bergerak maju mundur. Pinggul Silvi pun
semakin liar bergoyang mengimbangi gerakanku. Akupun terus menciumi
bagian belakang lehernya.
Ahh.. desahnya semakin menjadi. Akupun
semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku semakin
cepat pula goyangan pinggul Silvi. Kaki Silvi yang menjuntai ke bawah
pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga
seluruh badan kami ada di atas tempat tidur.
Setelah seluruh badan
ada diatas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar
dan kenyalnya. Tanganku pun bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas
pantatnya yang padat.
Goyangan Silvi pun semakin menjadijadi oleh
remasan tanganku di pantatnya. Sedangkan pinggulku pun terus menerus
bergerak maju mundur dengan cepat dan goyangan pinggul Silvi yang
semakin liar.
Ren.. Kamu hebat Ren.. Terus Ren.. Penis kamu besar
keras dan panjang Ren.. Terus Ren.. Goyang lebih cepat lagi Ren.. begitu
racau Silvi di sela kenikmatannya.
Aku pun semakin cepat
menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi memang lebih enak dari Evi adiknya.
Lebih sempit sehingga penisku sangat menikmati berada di dalam
vaginanya. Goyangan Silvi yang makin liar, desahan yang tidak beraturan
membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku.
Mbak aku mau keluar Mbak Kataku.
Di dalam aja Ren biar enak desah Silvi sambil tangannya memegang
pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari vaginanya sedikitpun.
Ahh Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam lubang rahimnya.
Tangan Silvi menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong keatas,
seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun
mencium bibir Silvi. Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku
masih dalam vaginanya. Mata Silvi terbuka, dia membalas ciuman bibirku
hingga cukup lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku.
Kamu hebat Ren, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya Kata Silvi.
Mbak juga hebat, vagina Mbak sempit, legit dan harum lagi. Ucapku.
Memang vagina Evi enggak senyumnya sambil menggoyangkan pinggulnya.
Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding Evi jawabku sambil
menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya. Tampaknya Silvi
masih ingin melanjutkan lagi pikirku.
Penis kamu masih keras Ren? tanya Silvi sambil memutar pinggulnya.
Masih, Mbak masih mau lagi? tanyaku
Mau tapi Mbak diatas ya Kata Silvi.
Cabut dulu Ren
Setelah dicabut, mulut Silvi pun bergerak dan mencium penisku, Silvi
mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya padaku.
Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahandesahan Silvi, vagina
Silvi yang harum membuatku melupakan Evi sementara waktu.
Hari itu
sejak pukul lima sore hingga esok paginya aku bercinta dengan Silvi,
entah berapa kali kami orgasme. Dan itu pun berlangsung hampir setiap
malam selama Evi belum kembali dari Praktek Kerjanya di yogya selama 2
bulan lebih. Kupikir mumpung Evi tidak ada kucumbu saja kakaknya dulu.
Komentar
Posting Komentar